Tak ada yang bisa menyangsikan keindahan bawah laut
Talam Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara menjanjikan surga bawah laut dengan
pemandangan yang hanya ada di Kawasan Timur Indonesia Sebagai salah satu lokasi
yang masuk kawasan segitiga Karang Dunia. Kawasan Taman Laut Wakatobi memiliki
daya tarik tersendiri. Yakni keindahan bawah laut yang luar biasa. Hal itu
didukung oleh keberadaan 750 jenis koral dari 850 jenis koral yang ada di
dunia. Sementara itu Perairan Wakatobi juga memiliki biota laut yang masih
alami. Termasuk 942 jenis ikan. Tentu dengan keanekaragaman hayati tersebut,
Wakatobi menjadi surga bagi para penyelam dari segala penjuru dunia. Keberadaan
Taman Nasional Wakatobi merupakan program pemerintah yang dicanagkan tahun 1996
silam. Luas lokasi kawasan tersebut mencapai 1,39 justa hektare. Taman tersebut
mempunyai 25 gugusan terumbu karang. Berbagai jenis karang bisa ditemukan di
kawasan tersebut. Menurut catatan departemen kehutanan karang di Wakoatobi
tersebar pada 25 pulau dengan keliling pantai dari pulau karang sepanjang 600
km. Lokasi penyelaman yang bisa dijumpai di Wakatobi terletak padab eberapa
titik. Diantaranya Karang Mari Mabo, Onemobaa, Pulau Hioga, dan Pantai Patuno.
Yang membuat para penyelam terus berdatangan ke Wakatobi karena biota laut yang
pada lokasi penyelaman masih sangat terjaga. Sehingga para penyelam bisa
menikmati dan bermain bersama ikan hias di bawah laut.
Wakatobi, salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara
yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau kecil. Luas pulau-pulau kecil tersebut
hanya sekitar tiga persen dari total luas seluruh wilayah kabupaten tersebut,
1,9 juta hektare.Sejak tahun 1996, ketika masih menjadi bagian dari wilayah
Kabupaten Buton, seluas 1,3 juta hektare wilayah kabupaten itu ditetapkan
menjadi kawasan Taman Laut Nasional Wakatobi. Kebijakan itu ditempuh Menteri
Kehutanan dengan alasan di alam bawah laut gugusan kepulauan itu terdapat terumbu
karang paling indah di dunia, bak surga nyata bawah laut.
Dengan kedalaman air yang sangat bervariasi, bagian
terdalam hingga mencapai 1 kilometer dibawah permukaan air laut dan jumlah
ekosistem terumbu karang sebanyak 875 jenis spesies (jumlah spesies terumbu
karang tersebut hanya terpaut 100 spesies dari jumlah spesies terumbu karang di
Laut Karibia yang memiliki 850 spesies terumbu karang dunia) serta 600 spesies
jenis ikan dan biota laut lainnya. Lokasi yang diklaim berada di Pusat Segitiga
Karang Dunia ini mempunyai kawasan terumbu karang seluas sekitar 1,3 juta
hektar dengan 750 jenis terumbu karang atau sekitar 80% dari jumlah seluruh
terumbu karang yang ada di dunia.
Tujuan wisata menyelam dengan salah satu terumbu karang terbaik di dunia di
mana Anda dapat melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari dalam kenyamanan
menyeluruh. Penyelaman di Wakatobi didominasi oleh penyelaman dinding atau wall
diving karena terumbu karang disini mempunyai kemiringan yang terjal. Lokasi
penyelaman seperti Hoga Channel, Karang Runduma memiliki keistimewaan dimana
masih dijumpai agregasi ikan bertelur. Seperti halnya lokasi penyelaman
lainnya, Wakatobi memiliki keindahan terumbu karang dan biota laut yang menawan
dan air yang jernih.
Biota menarik yang bisa djumpai saat menyelam antara lain gurita, udang karang, ular laut, nudibranch serta ikan napoleon dan kerapu.
Biota menarik yang bisa djumpai saat menyelam antara lain gurita, udang karang, ular laut, nudibranch serta ikan napoleon dan kerapu.
Pesona keindahan alam Indonesia memang tak ada
bandingnya. Mulai dari panorama alam pegunungan dan perbukitan, hingga panorama
alam bawah lautnya. Cukup banyak tempat di tanah air yang memiliki alam bawah
laut dengan panorama yang menakjubkan. Salah satunya adalh Wakatobi, yang
berada di provinsi Sulawesi Tenggara.
Bagi kalangan engineer professional yang memiliki
hobi diving atau menyelam, tak salah jika memasukan Wakatobi sebagai salah satu
tujuan wisata. Selain refreshing dari kegiatan penat proyek sehari-hari,
kegiatan diving atau meneyelam ternyata memang memiliki keasyikan tersendiri. Satu
lagi kabar gembira bagi kelestarian alam Indonesia hadir, setelah Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurus masalah pendidikan dan
kebudayaan, UNESCO, menetapkan kawasan Taman Nasional (TN) Laut Wakatobi,
Sulawesi Tenggara (Sultra), sebagai salah satu kawasan cagar biosfer dunia yang
ada di Indonesia.
UNESCO menetapkan kawasan TN Wakatobi seluas 1,3
juta hektar menjadi cagar biosfer dunia itu bersama 12 cagar biosfer lainnya di
dunia.
Menurut Hugua, penetapan Wakatobi sebagai cagar biosfer dunia itu disepakati pada pertemuan “Penasihat Internasional Committee untuk Biosphere Reserve Program MAB UNESCO” Pada pertemuan itu, ada 26 daerah yang dibahas menjadi cagar biosfer dunia, namun yang setujui hanya 13 daerah, termasuk Wakatobi, sedangkan lima daerah lainnya diterima dengan catatan dan lima daerah lainnya ditolak.
Menurut Hugua, penetapan Wakatobi sebagai cagar biosfer dunia itu disepakati pada pertemuan “Penasihat Internasional Committee untuk Biosphere Reserve Program MAB UNESCO” Pada pertemuan itu, ada 26 daerah yang dibahas menjadi cagar biosfer dunia, namun yang setujui hanya 13 daerah, termasuk Wakatobi, sedangkan lima daerah lainnya diterima dengan catatan dan lima daerah lainnya ditolak.
ada tiga kepentingan yang dilindungi UNESCO dalam
menetapkan TN Wakatobi sebagai pusat cagar biosfer dunia tersebut, yaitu
kearifan lokal masyarakat Wakatobi, kelestarian lingkungan, dan kepentingan
ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.
“Kearifan lokal yang dilindungi di Wakatobi adalah
menyangkut tradisi budaya masyarakat dalam memperlakukan alam dan mengambil
sesuatu dari alam. Sedangkan kelestarian lingkungan perlu dilindungi karena
kawasan perairan laut TN Wakatobi memiliki keragaman terumbu karang dan biota
laut yang cukup tinggi dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain yang ada di
dunia. Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi mencapai 750
spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia. Di Laut Karibia yang banyak
dikunjungi wisatawan, terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu
karang, sedangkan Laut Merah hanya 300 spesies.
Untuk kepentingan ekonomi yang perlu dilindungi bagaimana
masyarakat di kawasan Wakatobi dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang
ada secara berkelanjutan, tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan.
Makanya, tidak berlebihan kalau dikatakan,
menjelajah alam bawah laut Wakatobi terutama di sekitar Pulau Hoga dan Pulau
One Mombaa, sesungguhnya sudah menaklukkan keindahan alam bawah laut seluruh
belahan dunia.
Bahkan Bupati Wakatobi mengatakan, kalau ingin
menaklukkan terumbu karang dunia, datanglah menyelam di perairan laut Wakatobi,
terutama di sekitar Pulau Hoga dan Pulau One Mombaa. Keindahan yang ditawarkan
alam bawah laut tersebut tidak ada rekayasa seperti objek-objek wisata di
darat. Semua yang dinikmati di dasar laut terbentuk dan tercipta karena proses
alam.
Alam bawah laut Wakatobi memang terindah, seperti
surga bagi para pecandu selam dan tidak ada duanya di belahan dunia. Namun,
keindahan alam bawah laut itu tidak dapat dinikmati oleh semua kalangan. Hanya
mereka yang berkantong tebal yang bisa merasakan surga nyata bawah laut Taman
Nasional Wakatobi tersebut.
Kepulauan Tukang Besi adalah gugusan kepulauan yang
memiliki 4 pulau besar dengan luas kurang lebih 821 Km2 diantaranya Pulau
Wangi-Wangi, Tomia, Binongko atau masyarakat menyebutnya dengan Kepulauan
Wakatobi. Menurut SK Menhut Tahun 1997 Kepulauan Tukang Besi menjadi Taman
Nasional dengan luas 1.390.000 Ha.
Gugusan Pulau ini memiliki alam yang masih asli, air
laut yang segar, terumbu karang dan gua-gua bawah laut yang saling berdekatan
satu sama lain yang sangat menarik bagi pecinta alam sejati dan penggemar
wisata Minat Khusus seperti scuba diving atau wisata di darat seperti menjelajah
Gua (Caving). Kawasan ini merupakan salah satu kawasan taman laut yang teridanh
di dunia, yang mengajak penyelam-penyelamnya untuk mendapatkan sebuah
perjalanan yang menakjubkan.
Menyelam bisa dilakukan setiap saat, namun waktu
yang terbaik dilakukan bulan April dan Desember karena cuaca cerah. Kondisi
karang yang baik dapat dijumpai pada kedalaman 6 – 30 m dengan suhu 27 – 28
Derajat Celcius, disamping menyelam dan snorkelling, juga tersedia bottom glaa
boat dan peralatan snorkelling. Untuk mencapai kawasan ini, dapat dicapai
dengan : Kapal cepat kurang lebih 4 jam dari Kendari ke Buton dan dilanjutkan
dengan : Kapal Cepat dari Bau-Bau kurang lebih 5 -6 jam; dari Bau-Bau ke
Lasalimu dengan kendaraan roda empat selama 2 jam lalu disambung dengan kapal laut
selama 2 – 3 jam menuju Wanci yang merupakan pintu gerbang memasuki Kawasan
Wakatobi dari Wanci, dengan menumpang Speedboat dapat memilih obyek wisata
Pulau Hoga, Onemboa atau kawasan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar