Taman suakamargasatwa Muara Angke adalah sebuah kawasan
konservasi di wilayah hutan bakau (mangrove) di pesisir utara Jakarta.Kawasan
yang berdampingan dengan Perumahan Pantai Indah Kapuk ini, hanya dibatasi Kali Angke dengan permukiman nelayan Muara
Angke. Pada sisi utara KKMA terdapat hutan lindung Angke Kapuk yang berada di
dalam wewenang Dinas Kehutanan DKI Jakarta. Menurut Alwi
Shahab salah seorang penulis dan budayawan Betawi. Menurutnya, kata
"angke" berasal dari bahasa Hokkian, yakni "ang" yang berarti
merah dan "ke" yang berarti sungai atau kali. Hal ini terkait dengan
kejadian tahun 1740, saat Belanda membantai 10.000 orang Tionghoa di Glodok, yang membuat warna air Kali
Angke yang semula jernih menjadi merah bercampur darah.
Semula SMMA ditetapkan sebagai cagar
alam oleh pemerintah Pada jaman dahulu pada tanggal 17 Juni
1939, dengan luas awal 15,04 ha. Kemudian kawasan ini
diperluas sehingga pada sekitar tahun 1960-an tercatat memiliki luas 1.344,62
ha. Dengan meningkatnya tekanan dan kerusakan lingkungan baik di dalam maupun
di sekitar kawasan Muara Angke, sebagian wilayah cagar alam ini kemudian
menjadi rusak. Sehingga, setelah 60 tahun menyandang status sebagai cagar alam,
pada tahun 1998 Pemerintah mengubah status kawasan ini menjadi suaka
margasatwa untuk merehabilitasinya. Sebagian besar telah
berubah menjadi rawa terbuka yang ditumbuhi rumput-rumputan, gelagah (Saccharum spontaneum) dan eceng gondok (Eichchornia
crassipes). Di kawasan Konservasi muara angke ini juga terdapat jembatan
kayu sepanjang 843 meter yangTercatat sekitar 30 jenis tumbuhan dan 11
di antaranya adalah jenis pohon, yang hidup di SMMA. Pohon-pohon mangrove itu
di antaranya adalah jenis-jenis bakau (Rhizophora
mucronata, R. apiculata), api-api (Avicennia spp.), pidada (Sonneratia
caseolaris), dan kayu buta-buta (Excoecaria
agallocha). Beberapa jenis tumbuhan asosiasi bakau juga dapat ditemukan di
kawasan ini seperti ketapang (Terminalia
catappa) dan nipah (Nypa fruticans).Selain
jenis-jenis di atas, terdapat pula beberapa jenis pohon yang ditanam untuk reboisasi. Misalnya asam
Jawa (Tamarindus indica), bintaro (Cerbera
manghas), kormis (Acacia auriculiformis), nyamplung (Calophyllum
inophyllum), tanjang (Bruguiera gymnorrhiza), dan waru
laut (Hibiscus tiliaceus).
SMMA merupakan tempat tinggal aneka jenis
burung dan berbagai satwa lain yang telah sulit ditemukan di wilayah Jakarta.
Jakarta Green Monster mencatat seluruhnya ada 91 jenis burung, yakni 28 jenis
burung air dan 63 jenis burung hutan, yang hidup di wilayah ini. Sekitar 17
jenis di antaranya adalah jenis burung yang dilindungi.
![]() |
REMETUK LAUT |
![]() |
BANGAU |
![]() |
BANGAU BLUWOK |
Jenis burung yang sering dijumpai antara
lain adalah pecuk-padi
kecil (Phalacrocorax niger), cangak (Ardeola spp.), kuntul (Egretta spp.), kareo
padi (Amaurornis phoenicurus), mandar batu (Gallinula chloropus), betet biasa (Psittacula
alexandri),merbah
cerukcuk (Pycnonotos goiavier), kipasan
belang (Rhipidura javanica), remetuk laut (Gerygone
sulphurea) dan lain-lain. Beberapa di antaranya merupakan burung khas hutan
bakau seperti halnya sikatan bakau (Cyornis
rufigastra). Selain itu, SMMA juga menjadi rumah bagi perenjak
Jawa (Prinia familiaris). SMMA juga dihuni oleh beberapa jenis
burung endemik, yang hanya ada di
Pulau Jawa. Misalnya cerek Jawa (Charadrius
javanicus) dan bubut Jawa (Centropus
nigrorufus). Bubut Jawa
diketahui sebagai salah satu spesies terancam punah di dunia, dengan penyebaran
terbatas di beberapa tempat saja termasuk di SMMA. Burung terancam punah lainnya
yang menghuni kawasan ini ialah bangau
bluwok (Mycteria cinerea).
![]() |
PIDADA |
Di Pulau Jawa bangau jenis ini diketahui hanya berbiak di Pulau
Rambut yang terletak tidak jauh dari Muara Angke.Selain itu
juga di SMMA juga masih dijumpai kelompok-kelompok liar monyet kra atau juga biasa
disebut monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Mereka hidup
berkelompok hingga belasan ekor yang terdiri dari beberapa jantan dan betina.
Makanan utamanya ialah dedaunan muda dan buah-buahan hutan bakau seperti buah pidada (Sonneratia
caseolaris). Monyet ekor panjang memiliki peranan yang penting di dalam
Suaka Margasatwa Muara Angke, karena membantu penyebaran biji-bijian tumbuhan
hutan. Biji-biji yang tak dapat dicerna itu akan dikeluarkan kembali bersama
dengan fesesnya.Jenis mamalia lain yang dapat ditemukan di SMMA akan tetapi jarang terlihat adalah berang-berang
cakar-kecil (Aonyx cinerea).
Karnivora kecil pemakan ikan dan aneka hewan air ini terutama aktif di malam
hari nokturnal.SMMA juga menjadi tempat hidup berbagai
spesies reptilia seperti biawak air (Varanus
salvator), ular sanca kembang (Python
reticulatus),ular kobra Jawa (Naja
sputatrix), ular welang (Bungarus fasciatus), ular kadut belang (Homalopsis
buccata),ular cincin mas (Boiga
dendrophila),ular pucuk (Ahaetula
prasina) dan ular bakau(Cerberus rhynchops).
Menurut informasi dari warga sekitar, di SMMA masih ditemukan pula jenis buaya
muara (Crocodylus porosus).
KOMENTAR SAYA:
Kita dapat menikmati pesona alam hutan tak perlu jauh-jauh pergi ke luar kota Ternyata di Jakarta pun kita bisa menikmatinya. Kita bisa mengunjungi Taman Margasatwa Muara Angke. Kawasan ini berada persis di seberang komplek Ruko Niaga Mediterania, pantai indah kapuk.Menurut saya kawasan konservasi muara angke ini sangat menarik untuk dikunjungi oleh semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa sekalipun selain kita dapat melihat secara langsung bagaimana keadaan alam disana dan berbagai jenis mahluk hidup yang dapat kita lihat secara langsung Kawasan Margasatwa ini memang satu-satunya kawasan konservasi di Jakarta sekaligus yang terkecil di Indonesia. Selain itu kita juga dapat mengajak teman-teman kita maupun anak-anak lainnya untuk dapat mengenal dan memahami pentingnya kelestarian/konservasi alam sehingga dengan sendirinya akan timbul kesadaran, pola pikir dan sikap/tindakan positif terhadap alam. di masa yang akan datang orang-orang yang akan menjadi pemimpin bangsa harus mempunyai keberanian, bertangggung jawab, menjunjung tinggi nilai etika dan mempunyai visi yang berwawasan lingkungan serta juga menjaga lingkungan disekitarnya untuk kepentingan bersama.Bila kita ingin mengunjungi kawasan ini, kita terlebih dahulu harus mendapat izin dari Kantor Balai Konservasi sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.
Kita dapat menikmati pesona alam hutan tak perlu jauh-jauh pergi ke luar kota Ternyata di Jakarta pun kita bisa menikmatinya. Kita bisa mengunjungi Taman Margasatwa Muara Angke. Kawasan ini berada persis di seberang komplek Ruko Niaga Mediterania, pantai indah kapuk.Menurut saya kawasan konservasi muara angke ini sangat menarik untuk dikunjungi oleh semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa sekalipun selain kita dapat melihat secara langsung bagaimana keadaan alam disana dan berbagai jenis mahluk hidup yang dapat kita lihat secara langsung Kawasan Margasatwa ini memang satu-satunya kawasan konservasi di Jakarta sekaligus yang terkecil di Indonesia. Selain itu kita juga dapat mengajak teman-teman kita maupun anak-anak lainnya untuk dapat mengenal dan memahami pentingnya kelestarian/konservasi alam sehingga dengan sendirinya akan timbul kesadaran, pola pikir dan sikap/tindakan positif terhadap alam. di masa yang akan datang orang-orang yang akan menjadi pemimpin bangsa harus mempunyai keberanian, bertangggung jawab, menjunjung tinggi nilai etika dan mempunyai visi yang berwawasan lingkungan serta juga menjaga lingkungan disekitarnya untuk kepentingan bersama.Bila kita ingin mengunjungi kawasan ini, kita terlebih dahulu harus mendapat izin dari Kantor Balai Konservasi sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.
Menjelajah hutan Bakau bisa dilakukan dengan menikmati keanekaragaman hayati di
dalamnya, sebetulnya bisa saja menjadi paket ekowisata yang sangat menarik.
Berjalan di atas Hutan Mangrove. Ataupun menaiki perahu bermesin. Melihat
binatang dari dekat sambil diterangkan berbagai pengetahuan tentang hewan,
lingkungan dan ekosistemnya. Hal ini akan menjadi edukasi kepada kita atau juga pengunjung
sehingga kesadaran kelestarian lingkungan mahluk hidup didalamnya akan cepat
disadari.Tentunya lapangan kerja sebagai pelaku wisata semakin
terbuka.jadi saya berharap kepada masyarakat indonesia agar selalu mencintai
lingkungan karena lingkungan itu sangat penting untuk kita jaga dan juga
memberikan bekal untuk anak cucu kita nanti.
“saya rasa cukup sekian komentar dari saya mudah-udahan bermanfaat bagi kita semua lebih dan kurang saya mohon maaf karena manusia tidak ada yang sempurna kecuali yang menciptakan kita sendiri”
“saya rasa cukup sekian komentar dari saya mudah-udahan bermanfaat bagi kita semua lebih dan kurang saya mohon maaf karena manusia tidak ada yang sempurna kecuali yang menciptakan kita sendiri”
Nilai: 85
BalasHapusBagus dan lengkap laporannya, mudah-mudahan apa yang kamu dengar dan lihat disana bisa menambah wawasan dan kepedulian kita akan penting menjaga Jakarta tetap hijau
baik bu terima kasih ya bu atas penilaiannya
BalasHapus